Kamis, 22 Juli 2010

berenang diantara waktu


Kucoba untuk evaluasi ' waktu '
untuk urutkan hal yang pernah terlalui
untuk kenali kembali rentetan warna yang pernah ada dalam hidup ini

Semuanya dalam balutan hening dan hanya menjadi lintasan cerita
jelas dan demikian utuhnya, tak terkurangi.
mulai dari aku yang hanya bisa ikuti intuisi untuk tetap bertahan hidup
hanya bisa menangis kala ' pipis, laper atau ga merasa nyaman '
atau yang hanya bisa cemberut kala aku merasa ga suka atau tak setuju.


Kemudian lintasan waktu yang beralih kepada situasi dimana aku mulai mengenal, apa itu : ' ...merah, putih, biru atau abu-abu,...' disana begitu banyak larangan dan aturan yang harus aku ikuti dari orang-orang yang lebih tua. Jujur sangat tidak aku tahu maksudnya, belum lagi kena omelan atau terguran, bahkan marah. Tapi aku hanya bisa diam tak sempat protes.

Kemudian bergerak pada situasi, dimana harus bisa memenuhi secara mandiri akan kebutuhan hidup, yang berdesak, berkompetisi kadang bersinggungan dengan nurani dan bila perlu sesekali '..fight..' dengan mereka. Kesemuanya tampak riuh, hanya fokus pada dunia belum pada rasa dan pemikiran 'mengabdi' apalagi '..niatan untuk beribadah..' pada Allah.

Disini aku rasakan bolongnya interval waktuku, dimana agama hanya sebagai KTP, diiih.....kaco bin ga keruannya diriku, begitu rusak dan ga teraturnya pola hidup, begitu tak tertata.

Selang waktu, baru secara naluriah dan pastinya ijin dari Allah, mulai kukenal apa itu '...tauhid, siapa Rasulullah saw, para sahabatnya, baca'an firman-firman Allah atau hadits juga beberapa peristiwa ghoib yang maaf tak mungkin aku sampaikan satu demi satu dalam blogg ini...' kesemuanya membuatku bergidik, diam dan pucat pasi.

Yang paling dominan adalah lintasan waktu yang sampaikan tentang kematian, alam khubur juga penyesalan mereka kala mereka masih hidup, juga milyaran karunia Allah yang tak terhitung dan sangat mahal untuk ukuran finasial diriku.

Belum lagi warna-warna teman-teman ku yang begitu tak ihlasnya akan ketentuan rizky, jodoh atau lainnya, kekecewaan yang sangat membingungkan bagi mereka, atau suatu ketentuan yang '....haq dari Allah...' bahwa Allah itu mampu membolak balikkan keadaan hati, fikiran juga status keberadaan seseorang.

Kini diantara sisa waktu yang terjalani,
sebagian dari tubuh ini masih '...gamang...' sebagian lagi sedemikian santainya jalani hidup, wah jadi nano..nano gini, Ini jelas bahwa aku hanyalah manusia seperti pada umumnya dan belum bisa berlaku '.... sufi ....'

Tapi terimakasih Ya Robb, bahwa aku masih diberi kesempatan untuk berfikir diantara waktu mu, rejeki untuk bisa menghirup udara yang gratis ini dan begitu mudahnya paru-paruku menikmatinya serta tangan ini yang begitu lancar menulis ini semua.

Mohon maaf ya Allah atas semua dosa ini, dosa keluargaku baik yang terdahulu atau pun yang akan datang, amin.

Bila ada buah fikir dari temen-temen bloger untuk sampaikan sesuatu,
silahkan saya akan sangat berterima kasih
dan berharap wawasan hidup ku yang terbatas ini bisa jadi nambah.


Salam Satrio

Selasa, 20 Juli 2010

Buat Nugi & Tata

Nak,

Ketika kelak kalian besar nanti, pasti kami berdua akan sangat kangen. Mungkin Ayah akan selalu ingatkan Ibumu untuk phone, hanya pengen tahu : khabar & keadaan kalian.

Pada saat nanti,

Tentu akan ada kerinduan yang begitu dalam dan menyeruak, untuk bisa kembali seperti dulu, yang selalu bisa memeluk, sun kening kalian juga ke Ibumu saat Ayah mau berangkat kerja, atau saat kalian mau berangkat sekolah atau mau main kemana.

Diantara Uban Ayah & Ibumu yang kian banyak,

Kenangan waktu kecil kalian tentu akan semakin bersliweran temani hari-hati tua kita, seperti saat Ayah ajarkan pegang pensil sambil Ayah pangku atau saat ajarkan eja baca’an alpabeth, sholat bareng atau saat kalian lagi belajar baca hijaiyaah buku iqro’ itu dengan Ibu kalian, atau saat kita main layang-layang, bersepeda atau bikin kue & nasi goreng bareng-bareng.

Ayah paling akan jadi sering senyum-senyum sendiri nantinya,

Bila ingat kekhawatiran Ibu mu saat Ayah ajarkan kalian belajar sepeda, sengaja kubuat situasi seperti itu agar kalian berani dan Ayah yakin kok itu pasti bisa kalian lakukan dan pastinya Ayah ga akan gegabah lepaskan kalian hingga beresiko luka atau gimana walau Ayah jauh dari kalian saat itu.

Tahukah kalian, sejujurnya Ayah paling ga bisa menolak permintaan kalian, apa itu tentang mainan, buku atau makan-makan di luar, hanya saja sering Ayah sampaikan : “... boleh Nak tapi nanti, bila ada rejeki...”, itu tak lebih agar kalian bisa menghargai tiap rejeki, ga boros juga ga selalu manja dengan keinginan kalian.

Kamis, 15 Juli 2010

Pesan buat kalian Nak..., bila kelak kau besar


Bila kelak kalian dewasa, tolong perhatikan betul pesan-pesan ini :

Pertama kenali betul siapa Allah dan Rasullullah saw, karena hanya itu yang bisa selamatkan kalian saat didunia dan akherat nanti.
Jangan seperti Ayahmu ini yang hanya sepotong-sepotong mengenalnya.


Kedua, ini akan menjadi kewajibanmu kelak Untuk selalu hormat, menghargai Orang Tuamu, jangan berkata 'ah...uh....' apa bila kelak kami berdua sudah renta, terutama Ibumu, jangan repotkan dia pada hal-hal yang diluar kemampuannya, janganlah durhaka padanya hanya karena syetan telah mampu melipat akal dan nuranimu, sekali kalian lakukan itu, dekatlah kalian pada Neraka. Maka semampu mungkin 'jauhi' hal itu ya Nak...

Ketiga, Situasi hidup kalian nanti akan jauh lebih sulit dibanding saat ini.
bisa dari pengaruh global, media atau makin rapatnya bala tentara syetan yang kian gigih pengaruhi otak dan qolbu mu, bila itu terjadi segera kembali pada 'pesan yang pertama'

Ke Empat, tentang pilihan pasangan hidupmu atau pacarmu.
Tidaklah cepat untuk tetapkan pasanganmu atau percaya pada kelembutan, kecantikan, ganteng atau fisik yang sempurna atas dirinya, karena itu lebih banyak membuat kalian kecewa. Sikap manis hanya akan berujung pada kepuasan yang dia incar dari kalian setelah itu 'forgeted lah...!', itu hanya topeng saja.

Ayah akan tunjukkan dan ajarkan kenali 'sikap asli' mereka.
Pribadi seseorang akan tampak riil bila sudah teruji bersama waktu yang terjalani, saat ada masalah atau hal lainnya, lihatlah pada mereka sejauh apa sikap dia kepada kalian, bijak kah ? lembut kah ? tegas kah ? nyamankah buat kalian ? sabar kah ? pemarah atau emosian dia ? selalu menghargai dan penuh tolerankah ? bertanggung jawabkah ? bisa jadi 'imam kah ? bila tidak lupakan !! dan segeralah mencari yang laen.

Ayah kepengen kalian punyai sifat baik diatas, punyailah sikap pribadi yang menyenangkan bagi orang lain dan selalu melayani (karena Allah membenci pada orang ingin dan merasa di-istimewakan) walau kalian bukan orang berada / mampu. Sebenarnya masih banyak hal lainnya, tapi hal diatas adalah base atau dasar yang perlu kalian tahu.

Kelima, adalah kalian hanya berdua, harus saling rukung, tolong menolong, saling mendukung kekurangan kalian jangan lah ego saja yang kalian kedepankan.
Tidak berat hati dalam menolong orang, selalu beramal soleh atau solehah, juga selalu mau doakan kami saat kami tiada nanti, karena hanya bekal tambahan itulah amalan Ayah dan Ibu mu semakin baik dan meningkat dimata Allah. Lantas jadilah sosok diri yang mandiri, teguh dan ulet dalam setiap pembelajaran Allah, punyai sikap adil juga kepada sesama, selalu bertasbih, dzikir dan bersholawat untuk Rasulullah.

Lantas kenapa puasa dan sholat ga Ayah bahas, sebab dua hal itu sudah menjadi kewajiban yang harus kalian jalani.

Oke lanjut, pada pesan yang Ke Enam, Kita semua adalah 'wayang' dan Dalangnya adalah 'Allah'.
Artinya selalulah letakkan fikir dan fahami akan ketentuan bahwa kita hanya bisa berlaku tanpa punya hak untuk memilih dalam hidup ini, kita hanya punya hak untuk 'memohon' saja kepada Allah. Jadi segala yang terjadi atas diri kalian adalah karena kehendak Allah, letakkan betul itu pada tiap tarikan nafasmu, dengan begitu kalian akan selalu 'ihlas' akan ketentuannya, hidup kalian akan tenang dan tidak selalu 'gemuruh' dengan tipuan syetan. Janganlah sekali-kali kalian berfikir 'jelek' atas ketentuan Allah, karena 'belum tahunya hikmah akan pembelajaran Allah'

Ayah rasa ini sudah cukup untuk sementara, bila ada yang tidak tahu segeralah tanya, semoga Allah berkenan ijinkan untuk rahmati dan ridhoi hidup kita , selamat saat di didunia, alam kubur dan akherat nanti, jauh dari bala' kecil atau bala' besar, yang terampuni dosa yang terdahulu atau yang akan datang, baik yang tersembunyi atau terang-terangan, yang dipanjangkan usia sebagai sosok yang barokah, amanah, fatonah dan sidiq. Amiiin ....


Satrio

Selasa, 13 Juli 2010

Selamat Jalan Ibu, aku selalu sayang & cinta kepadamu

Kini tak lagi bisa kutemui pribadi itu
Sosok yang tak pernah lelah selalu ajarkan aku akan kehidupan
Hanya satu hari aku sempat merawatnya
masih inget betul saat dia memeluk erat sebagai mana 'tata' lakukan ke aku kala lagi kangen. ternyata itu pelukan yang terakhir yang bisa kurasakan, sangat indah tapi juga membuat pilu dihati.

Masih jelas ketika tubuh renta itu aku gendong dan rebahkan di tempat foto rongent
tangan yang mulai lemah oleh alat deteksi jantung
tangan yang mulai gemetar saat kubantu ambilkan minum untuknya
tangan juga kening yang selalu kucium saat aku tiba menjenguknya
juga mata yang mulai abu-abu karena usia

Ibu, semuanya sudah aku tunaikan sebagaimana amanah ibu saat detik-detik akhirmu
termasuk mensandingkan makam ibu dengan makam bapak

Aku bener-bener kehilangan dan tak lagi tahu harus berfikir apa untuk saat ini
hanya sehari engkau ada di paviliun 3 itu
tapi ya sudahlah, keihlasan ibu akan ketentuan Allah membuatku bener-bener takjub
semua begitu detailnya dalam wasiat ibu yang tertulis rai dalam buku harian Ibu
dan aku sampai saat ini tak sanggup untuk membacanya, biarlah adik-adik saja
sungguh aku tak mampu Ibu

Jejak pesanmu sungguh begitu detailnya, tanda kesiapan akan hari akhirmu.
begitu siapnya engkau hadapi ini Ibu, teranyata aku yang nota bene terlahir sebagai laki-laki
tak sesiap dirimu Ibu.....

Sekali lagi saya mewakili seluruh adik-adik, mohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kekeliruan juga salah ini atas dirimu.
Aku yakin sebelum keranda itu masuk dalam liang lahat, Ibu pasti mendengar ucapan ini karena memang ketentuan Allah seperti itu, hanya saja nikmat untuk membalas ucapan tak lagi bisa Ibu lakukan, tapi Ibu tahu siapa siapa yang taqziah, mendoakan atau hanya selintas bertamu.

Selamat jalan Ibu. semoga Allah berkenan ampuni seluruh dosa-dosa yang ada melapangkan kubur Ibu, terangi kuburnya juga selalu diberi makan surga karena amal dan kebaikan Ibu selama di dunia.

Kiranya beberapa waktu yang lalu 'diskusi 2 jam' bersamaku dan nugi adalah saat terakhir, Engkau sampaikan pesan dan amanah itu.

Pamit ya Ibu, sungguh tak lagi tahu perasaan haru biru ini dan harus berucap apa selain hanya doa dan doa.

Yang jelas aku selalu sayang dan cinta kepadamu.
Inalilahi wa inna ilaihi rojiun.

In memorial : Juli 12, 2010 - 6.15 PM



Satrio

Jumat, 02 Juli 2010

Ketika TATA ngambeg, sholat ga' mau pake rukuh...

Tadi malem, ibunya bingung :
'Ayah ni loo Tata sholat kok ga' mau pake Rukuh'
Wallah kenapa lagi tuh anak ?.

Ibunya udah bingung ngeliat ke kokohan dia tetap ga' mau pake Rukuh. Tata kulihat begitu acak adul mukanya ada kesel, ngambeg dan udah mulai mo' nangis.

Lantas aku samperin dia, dan kutanya :
"...kenapa ade ga mau pake Rukuh ?..."

jawab dia : "... ga' papa...., ga' mau aja !..."

"..loo...itu keliru, putri itu saat sholat musti pake mukena...", jawabku.


Dia masih diam dengan sorot mata penuh ke diriku.
Lantas tanya lagi : "...kenapa musti begitu...?, kok Mas Nugi engga Ayah..."

Jawabku : "...ya bedalah de...., Tata khan perempuan, sedang Mas Nugi khan laki-laki, dalah hal pakaian sholat antara laki-laki dan perempuan harus beda, karena ketentuannya begitu..."

Lantas aku peluk dia dan kuceritakan asal usul tentang aturan pakaian sholat padanya, kusampaikan padanya : " Tata, kita mengenal sholat dari Rasulullah saw sebagai Nabi dan Rasul kita, beliau sampaikan itu bahwa ada ketentuan aturan sholat antara laki-laki dan perempuan. Rasulullah saw sendiri dapatkan ketentuan itu juga langsung dari Allah, bahwa ketentuannya adalah beda dalam pakaiannya, tapi cara sholatnya sama, gerakannya sama, bacaannya juga sama... begitu ya De..."

Dengan mata masih mau nangis, dia tanya lagi :
"...memangnya aturan itu apa sih Ayah ? "

Jujur aku bingung jelaskan itu, lantas kujawab : apa ya Ade, gini.....aturan itu adalah sesuatu yang harus kita jalani, misal Tata mau nyebrang jalan, khan musti tengok kanan dan kiri, terus kalo mau maem....musti pake tangan kanan, kalo mau sekolah musti mandi dulu dan pake baju seragam sekolah, emangnya Tata boleh sekolah pake baju main... ??? ga' boleh khan ..."

Akhirnya dia faham dan mengerti, alhamdulillah nyampe juga pemahaman itu.

Kemudian dia bilang : " Tapi ... Ayah, temenin Tata Sholat Isya ya....juga bantu bacakan baca'an sholatnya, Tata belum hafal..."

"...iya..", jawabku.

Akhirnya aku temenin dia, sekaligus jadi 'tutor' untuk bacakan satu demi satu sesuai ketentuan Rasulullah saw.

Selesai itu aku jadi mikir, apalagi ya... yang akan mereka tanyakan, jelas aku dan ibunya musti siap-siap jawab dan pastinya kondisi dan pertanyaannya akan berbeda, lebih ruwet lebih njlimet.

Kepada temen-temen blogger yang punya permasalahan tentang 'penyampaian ketidak tahuan anak' aku pengen banget bisa share.
makasih sebelumnya.



Salam - Satrio