Senin, 28 November 2011

Buku Biru

sumber foto : PBase.com

Kudapati sore ini
dirimu tertunduk dengan gaun yang kusuka itu
tetes hujan di jendela juga taman yang menghadap kamarmu masih tampak terlihat
kudapati kau begitu terpuruk dengan kesendirianmu
sementara jemari lembutmu tertangkup diatas pangkuan
dan sesekali kau tengadah tak jelas tatapi tiap sudut kamarmu

duuuh ! , ternyata benar firasatku
kudapati kau dengan segenap dukamu
semakin kuat kutangkap pesan itu begitu melihat ada sisa bulir air mata walau sebagian telah kering

Seperti kebiasaanmu,
bibir indah itu akan tetep terkunci rapat
walau aku bertanya : kenapa dan bagaimana ini bisa terjadi ?
yang kudapati hanya tatapan 'nanar; dari indah bola matamu dan sesekali kau paksakan untuk tersenyum
tapi kebekuan hati mu, bagiku tampak jelas sudah membiru dan ungu

Biarlah Mas, aku ihlas akan kepergiannya bila itu bisa membahagiakan dirinya
mungkin aku tak baik buat dia dan kehidupannya
(duuuh......tak lagi bisa kubicara dalam keadaan yang seperti ini
dan kau lebih menerima ini dan kau sebagai takdir.)

Dalam diamku
diantara sorot mata yang ga ihlas
sungguh aku tak bisa kupahami akan kepedihan dan kegagalan yang kembali terjadi padamu

Sesekali kau berguman tak jelas
Ini bukan lagi galau, tapi sudah menjadi badai yang kuat menghantam nurani
Terlebih ada tanya dalam hatimu :
"... Ya Allah, kenapa ini musti terjadi padaku lagi ?
walo aku sudah mengalah, mencoba mengerti dan fahami akan diri dia
tidak layakkah aku punyai sedikit kebahagiaan diantara hidup yang terjalani ini ?"
"Sungguh aku tidak mengerti akan warna ini"

Kesemua ini walau singkat,
sungguh ! telah pucatkan sukma ku

Maaf kan bila tak bisa berbuat banyak untukmu
selain hanya hadir dan berimpati,
seandainya boleh memilih, aku percaya tentu kau tak akan pilih keadaan dan kenyataan yang seperti ini.

Dan bila telah kau pastikan untuk tutup buku birumu
Semoga badai ini cepatlah berlalu
dan aku yakin, kedamaian hati dan hidupmu akan segera ada
dengan catatan kau harus tetap bersama DIA Sang Pemilik Hidup
dan insya Allah akan berdoa buat ketenangan hari-hari & hidupmu

Aku pamit.

Selasa, 15 November 2011

Kegelisahanmu


Jujur aku prihatin melihatmu saat ini
dalam temaram kamarmu kulihat kau begitu gelisah
terlebih sempat kulihat ada setitik bening air mata dikelopak matamu

Boleh, aku duduk disebelahmu & bicara saat ini ?
... ternyata mata indah yang kukagumi ini sudah sedemikian sembabnya
rambut legamu tak lagi rapi sebagaimana kebiasaanmu

De,
Bila engkau anggap aku terlampau jauh, sesungguhnya adalah tidak
bila engkau melihat ini adalah terlampau rumit, susungguhnya juga tidak
Sekarang cobalah telaah lebih kedalam hatimu
bukankah rasa akan warna jingga itu tetep ada dan nyata kau rasa ?

Kalopun aku tak selalu ada dalam harimu
Kalopun aku tak selalu bisa temani dalam tiap waktumu, ini adalah sebuah kondisi

Cukup engkau tahu saja, apapun langkah ini kesemuanya adalah untukmu
dan sesungguhnya aku selalu ada hingga relung kisi hatimu
untuk hadir dan temani hingga pada tiap tarikan nafasmu
Jadi, tak usahlah melihat ini seuatu hal yang rumit hingga mencemaskan dirimu

Dalam setiap waktu
ku-upayakan bahwa dirimu adalah muara dari seluruh perjalananku
tiap langkah yang kurasa adalah kesana!
Jujur....terkadang kegelisahan memang ada
kadang kecil kadang tinggi memuncak dan seolah siap untuk meledak
tapi kesemuanya bisa terlewati, karena arah ini adalah pasti
kumohon & semoga kaupun bisa tenang melalui semua ini.

Dengar ya De,
bahwa kedewasaan fikir, nalar dan pemahaman juga pengertian adalah penting saat ini

Dan bila rindu mu kembali membungkah tajam, biarkan mengalir seperti adanya
diapun berhak untuk menggeliat dan jangan kau tahan hingga 'berbelit ga keruan'
semoga jawab ini bisa membuatmu mengerti bahwa ini semua adalah pembelajaran untuk kita nantinya.

Dan ketahulilah bahwa kerinduan adalah indah.
Cinta & Kasih sayang identik dengan tanaman
perlu pupuk kepercayaan, siraman air ketulusan, bukan air kecurigaan atau ketidak percayaan karena sebesar apapun cinta dan kasih sayang yang ada akan mati secara pelahan.

Dan satu lagi De,
Pegang teguh bahwa cinta bisa menjadi tidak berarti, bila telah kehilangan makna
ini tugas kita berdua dalam menjaga itu, merawat dan melindungi karunia Allah itu

Itu saja, semoga engkau bisa memahami
Sun kening buat mu dengan segenap sukma ini


Kamis, 10 November 2011

Ayah, apa makna haji itu ?


Tata, tanyakan sepulang kerja saat menjelang Isya'
wedeeuwww.... ! beneran kagak siap buat ngejawab itu, karena aku sendiri belum pernah ibadah haji.

Dalam bathin : harus cepet nemu jawabannya, karena tau sendiri, tuh anak ga tunggu lama dalam jawabannya.
Agak mbulet jalan sana sini yang gak jelas, akhirnya kutemukan jawab yang sifatnya universal sajalah.

Bahwa 'Makna Haji' adalah :
Sama dengan bentuk ibadah lain kepada Allah
Haji adalah rukun islam ke 4.
Arti Haji artinya adalah mengunjungi, apa yang dikunjungi adalah Batiullah (kabah)

"Emang ada berapa bentuk ibadah kepada Allah, Ayah??"
(mulai dah....berentet ke yang lain)

Kusampaikan padanya :
" De, Ibadah kepada Allah itu banyak sekali, yang pertama adalah Sholat, Puasa, Zakat, Kurban hewan, Sodakoh, Santuni Anak Yatim Piatu dan masih banyak lainnya.
Hanya saja, ibadah Haji hanya bisa dilaksanakan di tanah Makah ga seperti ibadah lainnya, kenapa gitu, karena sarana ritual nya adanya hanya disana seperti itu yang kamu lihat saat para jamaah sendang lakukan tho'af dan Wukuf di Arofah ".

"Bentar : ...apa itu Wukuf di Arofah ?" tanya dia lagi
(wuuh, merembet lagi dah)

" Wukuf itu adalah salah satu bentuk kegiatan / ritual, dimana kita disana harus berzikir dan berdoa, waktunya adalah habis duhur sampe magrib, semua jamaah kudu ada disana kalo engga' ya tidak sah hajinya, kurang lebih seperti itu karena Ayah juga blum pernah kesana ".

"Cukup dan sudah faham Ta...?"
(diapun anggukan kepala, lanjutkan nonton TV)

Hanya itu yang bisa kusampaikan dan ala kadarnya pada dia akan pertanyaan : apa makna Haji

Semoga dia bener-bener bisa faham
Bila ada Temen-temen Blog yang sudah ber HAJI, tolong tambahkan pemahaman laen agar lengkapi jawaban pada dia

terima kasih - Salam.


Jumat, 04 November 2011

PAKU

random google

Inilah teguran kepadaku setelah Isya', kemaren
halus tapi begitu menyentak

Ternyata 'marah' kita kepada anak-anak (yang pernah terlakukan),
adalah seperti seperti PAKU yang kita paksa tancapkan pada sebilah Papan.

Bekas lobangnya, tingkat kerusakan yang diakibatkan tak akan tergantikan walo kita dempul sekalipun.

Bekas itu akan terus ada hingga akhir hayat, terus tersimpan pada alam bawah sadarnya, dan hal yang pasti bahwa bilah papan itu telah cacat.
Terbayang jelas pada saat ini bahwa sekalipun 'paku' itu telah tercabut papan itu tak lagi bisa kembali utuh seperti sedia kala, banyak lubang menganga yang telah aku buat pada mereka 'buah hati ini' juga tak akan hapuskan luka itu walo aku sudah meminta maaf pada mereka semua.

Duh !
Ya Allah, mohon ampun atas semua ini ...

Pembelaan atas 'kenapa aku marah' tak lagi berlaku
terlanjur sudah bahwa papan yang indah dan bersih, telah nyata nyata rusak oleh paku dan emosi yang ada, oleh pemaksanaan pembenaran yang mengatas namakan orang tua terhadap logika hal yang tak boleh mereka lakukan atau untuk kebaikan mereka nantinya terhadap norma yang ada.

Rasanya ingin berlama-lama susuri jalan kerumah
padahal jarak masjid tak begitu jauh hanya 150 M saja,
Hati dan fikiran sudah tak mampu berhadapan dengan mereka
penyesalan ini menyeruak hebat fikirkan side effect atas paku itu.

Ya Allah pembelajaran ini sungguh sangat berharga
dan bukti evaluasi MU bahwa aku 'belum bisa menjadi Ayah yang baik buat mereka'
(Mas juga Ade, Ayah sungguh menyesal atas hal ini, demi Allah)

Tak terasa langkah sudah sampai rumah
Upss...kutemui mereka dengan mata polosnya, satu persatu kucium kening itu dengan mata sedikit berkaca kaca, dalam hati sampaikan :
"maafkan Ayah dan insya Allah 'paku' itu tak akan lagi ada".

Rabu, 02 November 2011

Ayah, apakah berdoa boleh dalam hati ?

Foto : PBase.com

Ayah, apakah berdoa boleh dalam hati ?
(matanya sembab 'ngadu' ke aku)

Ups ! kenapa lagi tuh Tata...


Seperti biasa kupangku dia dan kududukkan di tempat favorit saat kita discuss berdua : 'Emang Tata kenapa ?'

'Tata khan dah ngantuk Yah, Ibu bilang sebelum bobo musti doa dulu, padahal Tata udah dari tadi, tapi dalam hati...
emang ga boleh ya ? Ibu itu lho Yah, maksa terus agar dalam berdoa harus diucapkan ampe kedenger gituuu'


Hmm, jadi ini permasalahannya.

'Ayo donk Yah, jawab, boleh ga doa dalam hati ?'

Denger Ayah ya Nak :
'Doa itu boleh dalam hati, boleh juga pake Suara, tapi musti halus dan ga teriak - teriak, karena Allah itu Maha Mendengar juga Maha Tahu dan ketika kamu berdoa jarak antara kamu dengan Allah lebih dekat dari urat lehermu, tuh..deket banget khan'

'Oh gitu ya Ayah ?'
Iya : jawabku.

Tadi itu,
Mungkin yang dimaksud Ibu adalah pengen denger doa mu dan pastikan apakah udah berdoa apa belum ? gituuu....
bukannya Ibu melarang kamu berdoa di dalam hati, bukan ya Nak,
Coba kalo Tata ngucapinnya cepet terus keliru gimana ?,
khan bisa Ibu atau Ayah betulkan, too...
faham ?!
'Iya Ayah...'

'Coba sekarang Tata ucapkan Doa sebelum tidur', masih ingat khan ?
'Masih...' jawab dia

Alhamdulilah, Ibunya denger, Tata juga mau ngucapin doa secara ihlas
Ufffs.....
Ternyata sulit juga gimana bisa adil & jembatani 2 orang yang lagi berselisih.