Diantara galau dan diammu
boleh aku coba untuk fahami dirimu saat ini ?
tentang warna 'birumu', ternyata masih sulit kau tata,
juga ketidak jelasan letak sandarnya, akan kau arahkan kemana.
Sebelum aku berikan pemahaman,
Saranku, sebaiknya istirahatlah !
kemampuan itu ada batasannya
bila kau teruskan hanya akan sisakan galau pada dinding hati, seperti saat ini
De, kondisi yang kau buat saat ini adalah 'mirip bola bekel',
semakin kau tekan - pengen cepet selesai,
semakin kenyal dia 'membal ga' keruan' ga selesai - selesai, dan....... malah dalam diammu kutahu itu telah melukaimu.
ketidak jelasan yang ada hanya tinggalkan Kerumitan,
Katamu : bila perlu 'paksa' dan karamkan hal itu agar cepat selesai
maaf De... langkahmu kurasa keliru
Kutahu dalam waktumu,
terkadang dalam diam pun, sering kau coba untuk lupakan dirinya dan mencoba berdiri tegar, tapi masih tetep saja ga' bisa.
Bagaimana bisa untuk 'lekas terlupakan' bila pesona & kelembutannya masih kau simpan rapi pada kisi hatimu ? Ini hal yang kontradiktiv
ketidak jelasan yang ada hanya tinggalkan Kerumitan,
Katamu : bila perlu 'paksa' dan karamkan hal itu agar cepat selesai
maaf De... langkahmu kurasa keliru
Kutahu dalam waktumu,
terkadang dalam diam pun, sering kau coba untuk lupakan dirinya dan mencoba berdiri tegar, tapi masih tetep saja ga' bisa.
satu sisi, kau ingin bisa lupakan dia
satu sisi, kau inginkan dia
De,
Sini... kuberitahu, hidup ini salah satu konsekuensinya adalah 'harus memilih'
apakah dia ingin kau lupakan
ataukah dia ingin tetap kau perjuangkan
apapun warna yang kau butuhkan, aku akan selalu mendukungmu
hanya saja hendaknya dalam tiap putusan harus bisa dipertanggung jawabkan pada diri sendiri, juga Allah sebagai pemberi karunia.
Juga satu hal pasti kuingatkan, kita hanyalah wayang dan Sang Penguasa Tunggal adalah Allah, kita hanya bisa berdoa dan memohon serta berharap semoga bisa.
Tentang Kerumitan,
lebih banyak terlahir karena ketidak seimbangan antara harapan dengan fakta
seperti kebetulan saat ini terkemas pada satu warna jingga
yaitu cintamu kepadanya.
Terkadang pada saat kita dalam balutan kecewa
'rasa penasaran' telah mendahului logika dasar
qolbu pun menjadi keruh hingga tak mampu berfikir normal
pembenaran pribadi pun semakin menguasai diri
dan ini harusnya tidaklah perlu ada, karena ini jelas sesuatu yang keliru.
Maaf bila aku terpaksa berdiri, didepanmu untuk sampaikan fakta ini
untuk ajarkan kepadamu bahwa hidup harus memilih
dengan demikian akan memudahkan langkahmu dan ambilah yang bisa terukur olehmu, jangan ambil yang tak bisa kau raih, kesandung dan jatuhnya akan sangat menyakitkan
Semoga penjelasan ini bisa mengembalikan pola fikirmu
dan harapanku....
Kau tak lagi galau juga resah
hanya karena ketidak tahuan saja
Tersenyumlah De,
Matahari udah kangen melihat hal itu.
Salam.