Rabu, 05 Oktober 2011

Sepenggal cerita darinya.

sumber foto : PBase.com

Istriku,
Setelah kau sampaikan pada dia, bahwa dirimu menikah hanya karena terpaksa
karena faktor usia dan sudut pandang orang lain, aku sangat kecewa

Dan yang paling menyedihkan 'kalimat' itu tersampaikan melalui phone dan aku tepat disampingmu.

Uff....!!!
aku hanya bisa hela nafas yang ga' jelas
Kusadar benar bila malam itu kuledak'an marahku
pasti hanya akan bangunkan anak-anak juga Ibumu
dan tak selesaikan masalah
Meledak'an amarah hanya tindakan anak kecil.

Begitu kaget banget dan terpukulnya
antara rasa marah, kecewa dan harubiru lainnya
menyeruak hebat, bergelegak hantam nurani ini

Kenapa juga baru kau sampaikan saat mereka sudah pada lahir dan mulai besar ini ?
Kenapa tidak kau sampaikan fakta itu sebelum kita sama-sama sepakat untuk hidup berumah tangga ?
Hebat !!! Kesemuanya begitu halus hingga tak terasa.

Istriku, kali ini ...
rumah tangga rasanya hanya seperti jalani rutinitas dengan dasar keterpaksaan atas sebuah kewajiban untuk besarkan anak-anak saja.

Aku sungguh tak bisa fahami juga menerima kenyataan ini
sekelebat aku sudah berencana, bahwa aku harus bisa sendiri
dan akan kubuktikan padamu, bahwa tanpa kamupun aku bisa besarkan mereka
walo hanya sepenggal kasih sayang dan cinta ini kepadanya
sekaligus buktikan bahwa aku sangat mencintai kalian semua.

Istriku,
Fakta ini begitu kuat tertancap hingga kerelung kisi hati
Tapi ya sudahlah.

Diantara diam dan semakin membeku rasa ini
juga mata dan fikiran yang kian 'nanar'.
aku ucapkan banyak terima kasih : atas selama waktu yang terjalani bersamamu
dan biarlah itu menjadi sebagian warna hidupku

Bila diamku kau pandang itu menerima keadaan, itu keliru
aku hanya tak ingin 'ribut dan berselisih faham' didepan anak-anak
Nanti biarlah aku akan bicara kepada anak-anak
terakui sangat sulit karena mata mereka begitu polosnya dan jelas ini akan melukai
belum lagi side effect yang akan membekas tak terukur bersama waktu yang akan mendewasakan mereka.
(maaf ayah....nak !)

Pesenku :
jalanlah bersama anganmu yang sempat terpenggal itu
bila itu mampu membuatmu bahagia atau minimal obsesi itu tercicipi olehmu
dan aku hanya akan menengok jejak anak-anak hingga kelak mereka dewasa

Ya Allah, yang mampu membolak balikan sebuah keadaan
kuserahkan seluruh ketentuan ini pada MU

Itu yang dia sampaikan kepadaku tadi malam
maaf bila aku tak mampu bicara melihat ceritamu

Banyak kumerenung cermati itu satu persatu kalimatmu
hingga hanya untuk tidur menjadi sulit : apa yang akan terjadi nantinya ?.

31 komentar:

  1. smoga istrinya membaca postingan ini sob,,ya agar masing2 saling menyadari,,,btw ini kisa nyata yg nulis kah,,maaf pertanyaan sy

    BalasHapus
  2. ha.ha.ha.....Mas...pertanyaan yang tajam, tapi makasih, maaf ga bisa dibocorkan, tapi ini riil dan sekali lagi mohon maaf.

    BalasHapus
  3. sebuah warna yang kian mengabu...tapi setidaknya, itu masih disebut sebuah warna

    BalasHapus
  4. @ buat : windflowers
    makasih mbak, semoga semuanya kembali membaik, amin.

    BalasHapus
  5. selalu ada hati yg lapang untuk saling memaafkan

    BalasHapus
  6. @ semoga saja 'dia' bisa maafkan hal yang menurutku cukup pahit dan menyakitkan itu.

    Pa khabar Bunda, gimana khabar anak didik mu ?

    BalasHapus
  7. becanda kali Om tante, kalo gak cinta mana mungkin bisa sampai punya anak anak hihihi... becanda itu :P

    BalasHapus
  8. bercanda ato bercandi yah ???

    BalasHapus
  9. semoga kegalauan ini cepat pergi,,,,aamiin...
    Assalamualaikum..
    Salam Kenal ya...

    Izin follow #48

    BalasHapus
  10. @ Buat : Nyun_nyuN
    ha..ha.ha...ternyata menulis dengan hati, diterimanyapun dengan hati... benar kata salah satu temenku ttg itu (Djangan Pakis.com).

    Kalo becanda rasanya tidak, karena dari pihak si putri yang kutahu adalah benar. Ups...fenomena apa ini.

    BalasHapus
  11. @ Buat : azhar bakri
    tau...ah gelap, xi xi xi

    BalasHapus
  12. @ Buat : arr rian
    Amin.... semoga kegaluan mereka cepat pergi
    Salam kenal dan jabat erat buatmu.
    Aku tak langsung ketempatmu abis ini Mas.

    BalasHapus
  13. Yang sudah berlalu biarlah berlalu. Yang penting ajarkan kepada anak Anda sesuatu yang baik agar hal-hal yang buruk pada kehidupan Anda tidak terulang lagi.

    BalasHapus
  14. @ Buat : Tukang Pos
    Salam Kenal ... makasih

    BalasHapus
  15. Diluar konteks ini cerita benar atau hanya fiksi, yang pasti sangat memprihatinkan. Walau dalam nyatanya pasti ada alasan pernikahan semacam ini, tapi tak sepantasnya itu diutarakan pada orang lain dengan sepengetahuan pasangan. Apalagi sudah ada buah hati, itu bisa menjadi alasan yang lebih kuat untuk bisa menumbuhkan rasa cinta, meski awalnya "cinta" itu seolah-oleh hanya "terpaksa".

    Masing-msing orang telah menentukan pilihan, dan dalam setiap pilihan pasti diikuti dengan konsekuensi, apapun keputusannya, semoga itu yang terbaik bagi semua pihak, walau pastinya ada yang bakal dirugikan.

    BalasHapus
  16. @ Buat Mas Sukadi :
    ya itulah Mas...aku aja juga ampe geleng...geleng denger itu, yok opo yooo..jalan fikirannya, pastinya orang yang dia sampaikan itu cukup dekat dulunya sama dia, jiaaaaaah...jadi ikutan tenggelam sama alur itu.

    Hanya panjengan tahu itu real not fiksi
    Salam

    BalasHapus
  17. Pada dasarnya semua yang dianugerahkan kita adalah amanah. Apalagi anak, jelas merupakan suatu amanah yang harus dipertanggungjawabkan, maka harus dididik dan dibina sehingga ia menjadi asset bagi agama, bangsa dan negara dalam hal yang positif dan bermanfaat.

    BalasHapus
  18. @ buat : halamanputih
    Makasih dan benar harus seperti itu, semoga ini bisa menjadi pembelajaran bersama.

    Suwun dah mau mampir dan tinggalkan komen ini, saya akan langsung ke tempatmu mas, sekalian mo follow.

    BalasHapus
  19. Om...ini cerita nyata atau tidak, bila nyata pasti rasa sedih dan kecewa selalu membuat kehidupan kita menjadi tak lengkap.

    Sekian lama bersama tetapi hanya 1/3 hati yang mungkin itu juga tidak ada...karna bila ada tidak mungkin sang istri mengatakan itu.

    BalasHapus
  20. @ Buat : IbuDini :
    ini real, ya itulah yang menjadi pemikiranku, menurutmu karena dirimu seorang wanita, sebenarnya apa yang tengah terjadi pada wanita itu ?, Tks...gimana khabar Dini ?

    BalasHapus
  21. Maaf, saya ijin mengutip tulisan ini dalam postingan saya. Seperti apa yg sdh saya kirim lewat email hehe...

    Terimakasih sebelum dan sesudahnya :)

    BalasHapus
  22. Kisah nyata seperti gambarnya yang seolah2 3D... iya nggak sih.. hehehehe...

    BalasHapus
  23. Turut bersedih atas masalah yang mas hadapi. Saran ya seandainya cerita ini benar ada nya, semoga lain kali tidak di ceritakan di blog, karena semua orang bahkan seluruh dunia jadi tahu masalah rumah tangga mas, karena bisa diakses dengan mudah. Mohon maaf jika komen saya salah. Dan semoga masalah mas cepat teratasi. Tetap semangat ya, indahnya esok masih menanti.

    BalasHapus
  24. berkunjung kembali,,ok sob,gk perlu di bocorin di sini, gak pa2 trims,,hehe

    BalasHapus
  25. @ Buat Mas Sukadi :
    Terimakasih, ambilah namanya juga obrolan
    kok, yang penting bisa kita ambil hikmahnya.

    @ Buat Kang ToPU :
    hi hi hi...cerita kok ampe 3 Dimensi, geli
    aku baca komenmu Mas..., terimakasih ya dah
    mau mampir, aku juga mo main ke blogmu.

    @ Buat argu3fiq :
    sebuah cerita yang ditulis dari hati, akan di
    didengar melalui hati juga. Bukan masalah buka
    'aib' seseorang, sungguh tak ada niat untuk
    hal seperti itu ya Mas, aku hanya bercerita
    bahwa kondisi itu sangat dimungkinkan terjadi
    pada seseorang. Smoga kita bisa ambil hikmah
    nya. amin.

    @ Buat Mas Al Kahfi :
    Blog mu Keren Mas...aku suka akan warnanya.
    Salam

    BalasHapus
  26. duh, gak tau gue mo ngomong apa. wish u all the best aja dah mas. ^^

    BalasHapus
  27. @ Buat chloe's_journal :
    hi hi hi, mikir ulang dah ! cerita yang beginian, jadi banyak temen yang prihatin.

    Makasih ya dah mampir ke blogg ini.
    salam

    BalasHapus
  28. Semoga badai itu cepat berlalu dan berganti dengan cerianya warna hari, teruskan perjuangan karena anak-anak butuh pendampingan.

    Salam Kenal.

    BalasHapus
  29. amin...semoga 'mereka' bisa seperti yang engkau juga aku harapkan. Amin...

    harapanku yang laen pada mereka adalah bisa segera menyikapi bahwa ini adalah pembelajaran, bahwa dalam pernikahan itu juga harus tetep pegang prinsip saling menghargai.

    Makasih udah mampir ke blog ini

    BalasHapus
  30. Salam kenal ya mas....
    saya juga punya teman yang punya kisah serupa,tadinya kurang percaya akan ada cerita nyata seperti ini, bhw seorang pasangan tega 'curhat' seperti itu untuk didengarkan langsung oleh pasangannya. Tentu dia bisa prediksi betapa sakit dan terpukulnya sang pasangan mendengarnya. Mungkin memang sengaja sebagai jalan memisahkan diri kali mas?
    Whatever, membaca postinganmu saya jadi percaya bhw kisah spt ini memang ada dan nyata. Trims atas postingannya, semoga bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua. Bahwa ada hal yang harus kita jaga agar tidak ada hati yang tersakiti, yaitu dengan mencari cara terbaik dalam menyampaikan sesuatu.

    Sekali lagi salam kenal ya mas... Keep posting.

    BalasHapus
  31. @ Buat alaika abdullah :
    salam kenal juga
    benar, cerita itu bisa terjadi kpd siapa saja, kita wajib menangkap pesan ini, untuk kebaikan keluarga kita semua, amin.

    Salam

    BalasHapus