Istriku,
Setelah kau sampaikan pada dia, bahwa dirimu menikah hanya karena terpaksa
karena faktor usia dan sudut pandang orang lain, aku sangat kecewa
Dan yang paling menyedihkan 'kalimat' itu tersampaikan melalui phone dan aku tepat disampingmu.
Uff....!!!
aku hanya bisa hela nafas yang ga' jelas
Kusadar benar bila malam itu kuledak'an marahku
pasti hanya akan bangunkan anak-anak juga Ibumu
dan tak selesaikan masalah
Meledak'an amarah hanya tindakan anak kecil.
Begitu kaget banget dan terpukulnya
antara rasa marah, kecewa dan harubiru lainnya
menyeruak hebat, bergelegak hantam nurani ini
Kenapa juga baru kau sampaikan saat mereka sudah pada lahir dan mulai besar ini ?
Kenapa tidak kau sampaikan fakta itu sebelum kita sama-sama sepakat untuk hidup berumah tangga ?
Hebat !!! Kesemuanya begitu halus hingga tak terasa.
Istriku, kali ini ...
rumah tangga rasanya hanya seperti jalani rutinitas dengan dasar keterpaksaan atas sebuah kewajiban untuk besarkan anak-anak saja.
Aku sungguh tak bisa fahami juga menerima kenyataan ini
sekelebat aku sudah berencana, bahwa aku harus bisa sendiri
dan akan kubuktikan padamu, bahwa tanpa kamupun aku bisa besarkan mereka
walo hanya sepenggal kasih sayang dan cinta ini kepadanya
sekaligus buktikan bahwa aku sangat mencintai kalian semua.
Istriku,
Fakta ini begitu kuat tertancap hingga kerelung kisi hati
Tapi ya sudahlah.
Diantara diam dan semakin membeku rasa ini
juga mata dan fikiran yang kian 'nanar'.
aku ucapkan banyak terima kasih : atas selama waktu yang terjalani bersamamu
dan biarlah itu menjadi sebagian warna hidupkuBila diamku kau pandang itu menerima keadaan, itu keliru
aku hanya tak ingin 'ribut dan berselisih faham' didepan anak-anak
Nanti biarlah aku akan bicara kepada anak-anak
terakui sangat sulit karena mata mereka begitu polosnya dan jelas ini akan melukai
belum lagi side effect yang akan membekas tak terukur bersama waktu yang akan mendewasakan mereka.
(maaf ayah....nak !)
Pesenku :
jalanlah bersama anganmu yang sempat terpenggal itu
bila itu mampu membuatmu bahagia atau minimal obsesi itu tercicipi olehmu
dan aku hanya akan menengok jejak anak-anak hingga kelak mereka dewasa
Ya Allah, yang mampu membolak balikan sebuah keadaan
kuserahkan seluruh ketentuan ini pada MU
Itu yang dia sampaikan kepadaku tadi malam
maaf bila aku tak mampu bicara melihat ceritamu
Banyak kumerenung cermati itu satu persatu kalimatmu
hingga hanya untuk tidur menjadi sulit : apa yang akan terjadi nantinya ?.
smoga istrinya membaca postingan ini sob,,ya agar masing2 saling menyadari,,,btw ini kisa nyata yg nulis kah,,maaf pertanyaan sy
BalasHapusha.ha.ha.....Mas...pertanyaan yang tajam, tapi makasih, maaf ga bisa dibocorkan, tapi ini riil dan sekali lagi mohon maaf.
BalasHapussebuah warna yang kian mengabu...tapi setidaknya, itu masih disebut sebuah warna
BalasHapus@ buat : windflowers
BalasHapusmakasih mbak, semoga semuanya kembali membaik, amin.
selalu ada hati yg lapang untuk saling memaafkan
BalasHapus@ semoga saja 'dia' bisa maafkan hal yang menurutku cukup pahit dan menyakitkan itu.
BalasHapusPa khabar Bunda, gimana khabar anak didik mu ?
becanda kali Om tante, kalo gak cinta mana mungkin bisa sampai punya anak anak hihihi... becanda itu :P
BalasHapusbercanda ato bercandi yah ???
BalasHapussemoga kegalauan ini cepat pergi,,,,aamiin...
BalasHapusAssalamualaikum..
Salam Kenal ya...
Izin follow #48
@ Buat : Nyun_nyuN
BalasHapusha..ha.ha...ternyata menulis dengan hati, diterimanyapun dengan hati... benar kata salah satu temenku ttg itu (Djangan Pakis.com).
Kalo becanda rasanya tidak, karena dari pihak si putri yang kutahu adalah benar. Ups...fenomena apa ini.
@ Buat : azhar bakri
BalasHapustau...ah gelap, xi xi xi
@ Buat : arr rian
BalasHapusAmin.... semoga kegaluan mereka cepat pergi
Salam kenal dan jabat erat buatmu.
Aku tak langsung ketempatmu abis ini Mas.
Yang sudah berlalu biarlah berlalu. Yang penting ajarkan kepada anak Anda sesuatu yang baik agar hal-hal yang buruk pada kehidupan Anda tidak terulang lagi.
BalasHapus@ Buat : Tukang Pos
BalasHapusSalam Kenal ... makasih
Diluar konteks ini cerita benar atau hanya fiksi, yang pasti sangat memprihatinkan. Walau dalam nyatanya pasti ada alasan pernikahan semacam ini, tapi tak sepantasnya itu diutarakan pada orang lain dengan sepengetahuan pasangan. Apalagi sudah ada buah hati, itu bisa menjadi alasan yang lebih kuat untuk bisa menumbuhkan rasa cinta, meski awalnya "cinta" itu seolah-oleh hanya "terpaksa".
BalasHapusMasing-msing orang telah menentukan pilihan, dan dalam setiap pilihan pasti diikuti dengan konsekuensi, apapun keputusannya, semoga itu yang terbaik bagi semua pihak, walau pastinya ada yang bakal dirugikan.
@ Buat Mas Sukadi :
BalasHapusya itulah Mas...aku aja juga ampe geleng...geleng denger itu, yok opo yooo..jalan fikirannya, pastinya orang yang dia sampaikan itu cukup dekat dulunya sama dia, jiaaaaaah...jadi ikutan tenggelam sama alur itu.
Hanya panjengan tahu itu real not fiksi
Salam
Pada dasarnya semua yang dianugerahkan kita adalah amanah. Apalagi anak, jelas merupakan suatu amanah yang harus dipertanggungjawabkan, maka harus dididik dan dibina sehingga ia menjadi asset bagi agama, bangsa dan negara dalam hal yang positif dan bermanfaat.
BalasHapus@ buat : halamanputih
BalasHapusMakasih dan benar harus seperti itu, semoga ini bisa menjadi pembelajaran bersama.
Suwun dah mau mampir dan tinggalkan komen ini, saya akan langsung ke tempatmu mas, sekalian mo follow.
Om...ini cerita nyata atau tidak, bila nyata pasti rasa sedih dan kecewa selalu membuat kehidupan kita menjadi tak lengkap.
BalasHapusSekian lama bersama tetapi hanya 1/3 hati yang mungkin itu juga tidak ada...karna bila ada tidak mungkin sang istri mengatakan itu.
@ Buat : IbuDini :
BalasHapusini real, ya itulah yang menjadi pemikiranku, menurutmu karena dirimu seorang wanita, sebenarnya apa yang tengah terjadi pada wanita itu ?, Tks...gimana khabar Dini ?
Maaf, saya ijin mengutip tulisan ini dalam postingan saya. Seperti apa yg sdh saya kirim lewat email hehe...
BalasHapusTerimakasih sebelum dan sesudahnya :)
Kisah nyata seperti gambarnya yang seolah2 3D... iya nggak sih.. hehehehe...
BalasHapusTurut bersedih atas masalah yang mas hadapi. Saran ya seandainya cerita ini benar ada nya, semoga lain kali tidak di ceritakan di blog, karena semua orang bahkan seluruh dunia jadi tahu masalah rumah tangga mas, karena bisa diakses dengan mudah. Mohon maaf jika komen saya salah. Dan semoga masalah mas cepat teratasi. Tetap semangat ya, indahnya esok masih menanti.
BalasHapusberkunjung kembali,,ok sob,gk perlu di bocorin di sini, gak pa2 trims,,hehe
BalasHapus@ Buat Mas Sukadi :
BalasHapusTerimakasih, ambilah namanya juga obrolan
kok, yang penting bisa kita ambil hikmahnya.
@ Buat Kang ToPU :
hi hi hi...cerita kok ampe 3 Dimensi, geli
aku baca komenmu Mas..., terimakasih ya dah
mau mampir, aku juga mo main ke blogmu.
@ Buat argu3fiq :
sebuah cerita yang ditulis dari hati, akan di
didengar melalui hati juga. Bukan masalah buka
'aib' seseorang, sungguh tak ada niat untuk
hal seperti itu ya Mas, aku hanya bercerita
bahwa kondisi itu sangat dimungkinkan terjadi
pada seseorang. Smoga kita bisa ambil hikmah
nya. amin.
@ Buat Mas Al Kahfi :
Blog mu Keren Mas...aku suka akan warnanya.
Salam
duh, gak tau gue mo ngomong apa. wish u all the best aja dah mas. ^^
BalasHapus@ Buat chloe's_journal :
BalasHapushi hi hi, mikir ulang dah ! cerita yang beginian, jadi banyak temen yang prihatin.
Makasih ya dah mampir ke blogg ini.
salam
Semoga badai itu cepat berlalu dan berganti dengan cerianya warna hari, teruskan perjuangan karena anak-anak butuh pendampingan.
BalasHapusSalam Kenal.
amin...semoga 'mereka' bisa seperti yang engkau juga aku harapkan. Amin...
BalasHapusharapanku yang laen pada mereka adalah bisa segera menyikapi bahwa ini adalah pembelajaran, bahwa dalam pernikahan itu juga harus tetep pegang prinsip saling menghargai.
Makasih udah mampir ke blog ini
Salam kenal ya mas....
BalasHapussaya juga punya teman yang punya kisah serupa,tadinya kurang percaya akan ada cerita nyata seperti ini, bhw seorang pasangan tega 'curhat' seperti itu untuk didengarkan langsung oleh pasangannya. Tentu dia bisa prediksi betapa sakit dan terpukulnya sang pasangan mendengarnya. Mungkin memang sengaja sebagai jalan memisahkan diri kali mas?
Whatever, membaca postinganmu saya jadi percaya bhw kisah spt ini memang ada dan nyata. Trims atas postingannya, semoga bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua. Bahwa ada hal yang harus kita jaga agar tidak ada hati yang tersakiti, yaitu dengan mencari cara terbaik dalam menyampaikan sesuatu.
Sekali lagi salam kenal ya mas... Keep posting.
@ Buat alaika abdullah :
BalasHapussalam kenal juga
benar, cerita itu bisa terjadi kpd siapa saja, kita wajib menangkap pesan ini, untuk kebaikan keluarga kita semua, amin.
Salam