Ternyata aku sebagai Ayah dari anak-anakku, tidaklah siap dalam menjawab atau mendidik mereka sebagaimana harapanku dan istriku.
Aku punya putra dua masih dibawah umur, Kakaknya yang sulung - laki-laki 10 tahun Kelas 4 SD dan adiknya baru perempuan 5 tahun - TK kecil, namun pertanyaan yang mereka ajukan sungguh membuatku diam dan tak mampu secara spontan aku menjawabnya. Ini indikator bahwa aku sebagai Ayahnya adalah tidak siap.
Tak hanya itu dalam pola mendidik dan praktek keseharian pun aku sendiri merasakan tidak bisa maksimal, padahal rasanya sudah terapkan berbagai teori yang kubaca atau belajar dari mereka yang lebih dahulu senior dalam berumah tangga.
Contoh yang sederhana adalah pertanyaan dari si Sulung (anak pertama) : "Ayah... lihat dan denger berita tentang Ariel & Luna Maya ga ?" deeggh....kaget aku denger dia sampaikan itu, belum sempet aku jawab, dia sampaikan lagi : "memangnya apa sih Ayah dengan 'video porno' itu ?" temen-temen di sekolah pada ngomongin yang begituan, di TV juga seperti itu, walah ini kalo Ibunya denger pertanyaan dia tentang hal ini, wah bisa rame.
Ternyata seketat apapun kita dampingi dia saat nonton TV atau dia saat baca koran (bahkan kami pun sudah selektif untuk langganan Koran) nyatanya masih juga lolos berita itu hingga ditelinga dan matanya, jelas aku ga' sanggup sampaikan jawaban itu pada dia.
Media TV memang kebablasan dalam sampaikan dan memblow up 'berita' itu dan ini ga sehari dua hari, hingga hari ini pun terus juga diberitakan, aku jelas merasa ga' nyaman dengan situasi seperti ini, pernahkah 'media TV' berfikir efek samping pemberitaan mereka hingga ke anak-anak dibawah umur ?, pemberitaan itu jelas mengundang anak-anak untuk pengen tahu dan aku sebagai Ayahnya ga' siap akan pertanyaan ini, aku sebel dengan diriku sendiri, merasa bodo dan tak siap dengan hal yang begituan.
Satu dua hari ini aku banyak diam hanya untuk berfikir mencari jawaban yang tepat bagi pertanyaan itu, haruskah kubiarkan hingga berita itu reda ataukah nanti akan timbul pertanyaan lain karena penasaran dia atas tidak terjawabnya pertanyaan itu. Dulu ada juga pemberitaan seperti itu tentang perilaku sex yang menyimpang, hingga berakhir pada kekerasan dan kematian pada anak. Pada saat itu Ibunya langsung cemas spontan rapat internal kita berdua untuk upayakan langkah preventiv agar anak-anak selamat.
Aku menyesali diri dengan 'ke-begoa'anku' yang ga mampu jawab pertanyaan - pertanyaan yang seperti ini dari akibat pemberitaan media TV. Bagi temen-temen blogger yang punya permasalahan sama seperti saya, serta sudah temukan jawaban yang merupakan langkah solutif, mohon kiranya dapatlah dibagi kepada saya, sungguh saya perlu informasi yang seperti ini.
Sekarang ke Adiknya yang perempuan 5 tahun (TK Kecil), kepada Ibunya dua hari yang lalu dia bilang saat mau berangkat sekolah : "Ibu, bila aku besar nanti sudah kuliah (ngomongnya masih cadel), boleh aku pacaran ??..." Ups....aku yang baca koran pagi itu disebelahnya langsung kaget, kok dia bisa ngomong seperti itu, spontan aku tanya pada dia : "Kenapa kok Ade tanya seperti itu ?", dia jawab : "Kayak yang di TV itu lo Ayah..." TV lagi TV lagi.....
Wah lengkap sudah media TV telah memformat pikiran anak-anak diantara Film anak-anak yang dia tonton, padahal setahuku Ibunya sangat commit untuk selalu dampingi mereka saat aku kerja.
Aku bener-bener ga siap dengan keadaan ini, gimana kondisi 5 atau 7 tahun kedepan ya mereka ini ? sungguh aku 'mentok' dengan kondisi yang seperti ini. Ternyata aku 'BEGO' dan GA' SIAP dalam mendidik mereka.
Sekali lagi mohon bantuan kepada temen-temen, sekaligus share solusi apa yang tepat untuk hadapi hal ini, sebelumnya terimakasih banyak.
Tak hanya itu dalam pola mendidik dan praktek keseharian pun aku sendiri merasakan tidak bisa maksimal, padahal rasanya sudah terapkan berbagai teori yang kubaca atau belajar dari mereka yang lebih dahulu senior dalam berumah tangga.
Contoh yang sederhana adalah pertanyaan dari si Sulung (anak pertama) : "Ayah... lihat dan denger berita tentang Ariel & Luna Maya ga ?" deeggh....kaget aku denger dia sampaikan itu, belum sempet aku jawab, dia sampaikan lagi : "memangnya apa sih Ayah dengan 'video porno' itu ?" temen-temen di sekolah pada ngomongin yang begituan, di TV juga seperti itu, walah ini kalo Ibunya denger pertanyaan dia tentang hal ini, wah bisa rame.
Ternyata seketat apapun kita dampingi dia saat nonton TV atau dia saat baca koran (bahkan kami pun sudah selektif untuk langganan Koran) nyatanya masih juga lolos berita itu hingga ditelinga dan matanya, jelas aku ga' sanggup sampaikan jawaban itu pada dia.
Media TV memang kebablasan dalam sampaikan dan memblow up 'berita' itu dan ini ga sehari dua hari, hingga hari ini pun terus juga diberitakan, aku jelas merasa ga' nyaman dengan situasi seperti ini, pernahkah 'media TV' berfikir efek samping pemberitaan mereka hingga ke anak-anak dibawah umur ?, pemberitaan itu jelas mengundang anak-anak untuk pengen tahu dan aku sebagai Ayahnya ga' siap akan pertanyaan ini, aku sebel dengan diriku sendiri, merasa bodo dan tak siap dengan hal yang begituan.
Satu dua hari ini aku banyak diam hanya untuk berfikir mencari jawaban yang tepat bagi pertanyaan itu, haruskah kubiarkan hingga berita itu reda ataukah nanti akan timbul pertanyaan lain karena penasaran dia atas tidak terjawabnya pertanyaan itu. Dulu ada juga pemberitaan seperti itu tentang perilaku sex yang menyimpang, hingga berakhir pada kekerasan dan kematian pada anak. Pada saat itu Ibunya langsung cemas spontan rapat internal kita berdua untuk upayakan langkah preventiv agar anak-anak selamat.
Aku menyesali diri dengan 'ke-begoa'anku' yang ga mampu jawab pertanyaan - pertanyaan yang seperti ini dari akibat pemberitaan media TV. Bagi temen-temen blogger yang punya permasalahan sama seperti saya, serta sudah temukan jawaban yang merupakan langkah solutif, mohon kiranya dapatlah dibagi kepada saya, sungguh saya perlu informasi yang seperti ini.
Sekarang ke Adiknya yang perempuan 5 tahun (TK Kecil), kepada Ibunya dua hari yang lalu dia bilang saat mau berangkat sekolah : "Ibu, bila aku besar nanti sudah kuliah (ngomongnya masih cadel), boleh aku pacaran ??..." Ups....aku yang baca koran pagi itu disebelahnya langsung kaget, kok dia bisa ngomong seperti itu, spontan aku tanya pada dia : "Kenapa kok Ade tanya seperti itu ?", dia jawab : "Kayak yang di TV itu lo Ayah..." TV lagi TV lagi.....
Wah lengkap sudah media TV telah memformat pikiran anak-anak diantara Film anak-anak yang dia tonton, padahal setahuku Ibunya sangat commit untuk selalu dampingi mereka saat aku kerja.
Aku bener-bener ga siap dengan keadaan ini, gimana kondisi 5 atau 7 tahun kedepan ya mereka ini ? sungguh aku 'mentok' dengan kondisi yang seperti ini. Ternyata aku 'BEGO' dan GA' SIAP dalam mendidik mereka.
Sekali lagi mohon bantuan kepada temen-temen, sekaligus share solusi apa yang tepat untuk hadapi hal ini, sebelumnya terimakasih banyak.
Salam - Satrio
Salam singgah. Salam kenal untuk sang ayah.
BalasHapussusah memang yah... anaknya kritis banget...
BalasHapustakut penjelasan yang salah malah tambah runyam nantinya...
tapi jika nggak dijelaskan bisa buat anak mencari-cari jawaban sendiri dan bisa tambah salah...
TV punya dampak amaaat sangaaat buruk iah pak..
BalasHapusharus di jelasin langsung sama orang tuanyaa, biar si anak engga nyari jawaban di tempat lain..
^_______^
blognya elok follow.. ^_^
mkashy buat komentar dan kunjungannyaaa....
Mnrt sy yg "bego" ini, tetaplah merasa bego dlm arti, disaat kita merasa bodoh,tdk siap dsb justru itulah dmn kita dlm keadaan sdg menyadari kelemahan diri namun hrs diteruskan kelemahan diri bukan dihadapan manusia ttp dihadapan Tuhan, bhw sekuat apapun ttplah takdir Tuhan yg akan menentukan sglnya. Dg merasa bodoh kita akan selalu berusaha, bekerja yg terbaik khususnya dlm hal mendidik anak sembari memohon perlindunganNYA smg DIA sll menyelamatkan keluarga kita.
BalasHapusEmank susah ya Sob..ng'rawat anak ditengah keadaan sekitar yg bener2 parah.......sebaiknya saluran TV'y dicari yg edukatif aja Sob......
BalasHapusSemangat Sob!!! slam buat anak'y.....
Oiya slam knal Sob, Aku Follow sekalian(DJ Site)..klo berkenan Follow balik ya Sob thnx....
@ = inge / cyber dreamer :
BalasHapusmakasih banget dah mo mampir, memang benar mau ga mau kita harus jelaskan ke mereka ttg hal itu.
@ = elok langita :
makasih banget dah mo mampir, memang benar mau ga mau kita harus jelaskan ke mereka ttg hal itu, TV emang ga bisa kita hindari, tapi dari TV kadang kita juga dapatkan hal-hal baik, tapi ya gitu giliran ada berita yang seperti itu booomm.....bingung dah kita.
@ Winny Widyawati :
Benar Mbak Winny, hanya DIA yang sanggup selamatkan kita semua dan terima kasih atas Sharenya di blogg ini.
@ dj-site :
Ide menarik itu....patut dicoba, tapi kakaknya yang sulung itu dah bisa 'otak-atik' chanel he..he.he...satu satunya cara emang kita harus bicara tentunya sesuai dengan kemampuan logika dia, moga saja dia bisa fahami yang kuterangkan nanti, makasih ya dah mo mampir untuk share.
Assalamu'alaikum..
BalasHapusselamat sore buat sang ayah..
media cetak dan media elektronik memang memiliki dampak buat anak-anak. saya tidak memiliki saran yang cukup memuaskan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
tapi bisa juga kita memberikan jawaban yang sebenarnya ditambah penjelasan dan nasehat untuk anak-anak, sampai mereka paham permasalahannya..
salam
Mbak Ningrum,
BalasHapusTernyata ilmu untuk hadapi hal seperti itu, dulu tak pernah kufikir sebelumnya saat mo nikah dulu, kesemuanya serba apa adanya, hanya ikuti naluri, tuntunan agama juga beberapa share entah melalui temen atau buku. Ternyata semua belum cukup buat mereka anak-anak.
Kini aku baru ngerti, kenapa dulu Ibu dan Almarhum Bapak sebegitu khawatirnya akan anak-anaknya, begitu cerewet dan sebagainya.
Semoga ini bisa menjadi pembelajaran kita semua ya Mbak.
Kuakui Tak semua pemberitaan TV juga jelek, banyak sisi positiv yang bisa kita ambil, hanya pas 'berita' yang seperti itulah bikin kita sedikit colaps.
Makasih Mbak Ningrum udah mo mampir ke Blog ini, smoga kita bisa saling share dan mengisinya hingga bermanfaat bagi semuanya, amin.
jadi orang tua serba salah yah! secara tayangan TV dikita, ga ada yang channelnya khusus untuk anak2, klo di LN kan ada kek Disney channel yang emang isi na semua buat anak :), mungkin itu akan lebih baik ^^
BalasHapushe ..egh bener de,
BalasHapusmo gimana lagi ini side effect dari global information, suka ga suka, enak ga enak tampaknya kita musti siap de.
Pitshu dah keluarga ?
mm, makasih ya dah mo mampir ke blog ku
makasih banget dah mo mampir, memang benar mau ga mau kita harus jelaskan ke mereka ttg hal itu, TV emang ga bisa kita hindari, tapi dari TV kadang kita juga dapatkan hal-hal baik, tapi ya gitu giliran ada berita yang seperti itu booomm.....bingung dah kita.
BalasHapusHmm...anak yang cerdas keinginan tahuan nya sangat tinggi.
BalasHapusjadi teringat anakku yg bungsu umur 3 thn, kakaknya yg usia 9 thn dan 7 thn berantem terus, saya sebagai ibunya sudah kewalahan menghadapi sang kakak ini, akhirnya sambil bercanda aku bilang " Ya Allah semuanya sudah ibu ikutin mau kalian, kurang apa lagi sih...!!! seruku sambil becanda.
eh...sibungsu yg berusia 3 thn nyeletuk santai, " hatinya yang kurang banyak bu..!!!
Aku terhentak kaget, Subhanallah...oh iya benar juga. Terkadang anak sekarang diluar dugaan segala pemikiran dan kata2nya.
Salam buat kakak ya pak..
Makasih ya BU,
BalasHapusudah mo mampir ke blog ini, lama-kelamaan aku jadi berfikir sendiri, terkadang mereka adalah guru yang baik buat kita sebagai orang tuanya.
Salam juga buat anak-anak dirumah
aku bilang sama anakku, kalo orang pacaran itu kalo sudah menikah seperti mama dan ayah. emang sih sekarang ini arus informasi susah dibendung, anak-anak sudah dikasih tahu hal-hal yang belum seumuran mereka. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan aku selalu bilang, kalo alat kelamin kakak ngga boleh ada yang megang selain dokter dan mama dan Ayah, dan dijaga dan ditutup baik-baik. Makanya kalo si kakak abis mandi handuknya lepas si Adik langsung nyela "Idiiih kaka...malu, pake handuknya, nanti burungnya terbang...he...he..."
BalasHapusMenjadi Ayah dan Bunda bukan pekerjaan yang gampang, aku berkaca dari orang tuaku saja, dan kita ngga bisa mematok terlalu tinggi untuk jadi yang sempurna, karena baik menurut orang lain belum tentu baik untuk keluarga kita. Aku tidak segan minta maaf sama anak-anak kalo aku salah, karena aku bilang mama juga bisa salah karena mama juga tidak sempurna. Tapi mama berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak mama.
@Mbak Rina,
BalasHapusmakasih advismu, masukan bagus buat saya, kusadari benar aku jarang ada waktu kepada mereka, jadi hanya itu yang bisa kusampaikan pada anak-anak.
Salam ya buat Keluarga
dan semoga Allah lindungi, rahmati dan ridhoi hidup kalian, amin
salam - satrio