Rahma,
Kutulis sesaat aku ada di cabin Mandala yang membawaku pulang dari Jakarta ke Surabaya dan teringat akan kekhawatiranmu akan pernikahan itu sendiri. Semoga yang singkat ini bisa menjawab pertanyaanmu juga keraguanmu tentang married mu.
Sebelum kalian sepakati akan pernikahan nantinya, aku jadi ingat suatu ayat dalam Al-Qur'an yang intinya kurang lebih seperti ini: "...dasarilah pernikahan kalian itu dengan awal karena 'niat ibadah kepada KU', barang siapa yang menikah karena bukan AKU, akan kututup pintu rizkynya"
Banyak contoh orang mendasari pernikahannya hanya karena 'cinta', tetapi jarang mendasari pernikahan itu karena 'ibadah', bisa kita lihat akibatnya De... betapa pada akhirnya mereka selalu dalam kesulitan atau konflik hingga 'kata pisah/cerai, itu yang pertama.
Yang kedua Rahma,
Setahuku pernikahan itu sendiri adalah suatu langkah komitmen dari dua manusia untuk melangkah bersama, tidak hanya untuk sesaat, hari ini, minggu, bulan atau tahun yang berjalan. Tetapi adalah 'waktu lama' sesuai takdir hidup kita yang tidak tahu akhir muaranya.
Kusarankan, bila hari dan ketetapan itu tiba, bangunlah dengan penuh makna yang tidak ala kadarnya (yang seperti ku ini....,) upayakan diantara kalian untuk saling : mendukung, menghargai juga memahami apapun upaya yang terlakukan, ada komunikasi, kejujuran, keterbukaan dan saling menempatkan posisi diri kepada tempat yang 'tepat',
Kemudian salinglah santun dalam berbicara atau mengkomunikasikan sesuatunya terlebih bila ada konflik diantara kalian, juga tidak saling 'meninggikan' suatu beban permasalahan.
Banyak orang dalam perjalanan pernikahannya, yang kemudian menyalahkan pernikahan itu sendiri, juga keadaan yang terjadi. Tetapi tidak mau interopeksi : " mengapa pernikahan ini menjadi stagnan / macet ? dan tidak sesusai dengan harapan ?"
Pernikahan itu adalah suatu bentuk hubungan yang perlu dibangun dengan kebersamaan, tidak sendiri sendiri ya Rahma...
Aku hanya bisa berdoa, semoga kalian bisa sama-sama menjalani dan selalu ingat, bahwa nantinya kalian harus selalu dan selalu mengisinya dengan penuh makna, apapun bentuk 'kecil' yang kalian jalani. Kurasa inilah bentuk pernikahan yang punya citra, bukan kemewahan atau kesombongan, bukan prestige atau kemandirian ekonomi.
Semoga tulisan singkat ini bisa membawa 'arah' pada pernikahan kalian nantinya
jangan ragu ya De...tempuhlah dengan keyakinan dan bersandarlah kepada Allah sebagai Sang Pemilik Hidup ini.
Aku hanya bisa berdoa, semoga pernikahan kalian selalu ada dalam rahmat dan ridho Allah, amin.
Salam - Satrio
Banyak contoh orang mendasari pernikahannya hanya karena 'cinta', tetapi jarang mendasari pernikahan itu karena 'ibadah', bisa kita lihat akibatnya De... betapa pada akhirnya mereka selalu dalam kesulitan atau konflik hingga 'kata pisah/cerai, itu yang pertama.
Yang kedua Rahma,
Setahuku pernikahan itu sendiri adalah suatu langkah komitmen dari dua manusia untuk melangkah bersama, tidak hanya untuk sesaat, hari ini, minggu, bulan atau tahun yang berjalan. Tetapi adalah 'waktu lama' sesuai takdir hidup kita yang tidak tahu akhir muaranya.
Kusarankan, bila hari dan ketetapan itu tiba, bangunlah dengan penuh makna yang tidak ala kadarnya (yang seperti ku ini....,) upayakan diantara kalian untuk saling : mendukung, menghargai juga memahami apapun upaya yang terlakukan, ada komunikasi, kejujuran, keterbukaan dan saling menempatkan posisi diri kepada tempat yang 'tepat',
Kemudian salinglah santun dalam berbicara atau mengkomunikasikan sesuatunya terlebih bila ada konflik diantara kalian, juga tidak saling 'meninggikan' suatu beban permasalahan.
Banyak orang dalam perjalanan pernikahannya, yang kemudian menyalahkan pernikahan itu sendiri, juga keadaan yang terjadi. Tetapi tidak mau interopeksi : " mengapa pernikahan ini menjadi stagnan / macet ? dan tidak sesusai dengan harapan ?"
Pernikahan itu adalah suatu bentuk hubungan yang perlu dibangun dengan kebersamaan, tidak sendiri sendiri ya Rahma...
Aku hanya bisa berdoa, semoga kalian bisa sama-sama menjalani dan selalu ingat, bahwa nantinya kalian harus selalu dan selalu mengisinya dengan penuh makna, apapun bentuk 'kecil' yang kalian jalani. Kurasa inilah bentuk pernikahan yang punya citra, bukan kemewahan atau kesombongan, bukan prestige atau kemandirian ekonomi.
Semoga tulisan singkat ini bisa membawa 'arah' pada pernikahan kalian nantinya
jangan ragu ya De...tempuhlah dengan keyakinan dan bersandarlah kepada Allah sebagai Sang Pemilik Hidup ini.
Aku hanya bisa berdoa, semoga pernikahan kalian selalu ada dalam rahmat dan ridho Allah, amin.
pernikahan
BalasHapusaku berharap ada yang bisa jadi kakakku
dan bilang kata2 om seperti paragraf2 indah di atas.... ^_^
nasihat yang indah banget
untuk kegelisahan dan keraguan
mungkin memang benar adanya
kita butuh teman mendengar sekaligus meneduhkan hati ketika bimbang
apalagi jika nasihat itu
berpijak pada bahasa langit
bahasa kekal dan hakiki dari Pencipta
yang memang adalah jawaban dari segala pertanyaan
Pernikahan
sepintas lalu aku pun tak pernah perduli
arti bahasa langit tentang menikah itu seperti apa
tapi setelah aku terluka karena atas nama cinta
akhirnya aku mengerti
cinta bukan pegangan apalagi sandaran ketika kita harus memilih
cinta semata ada, karena kita yang lebih dulu membentuknya...
Menikah...
adalah menghadirkan cinta dari hari kehari setelahnya
semoga memang bisa diriku
sebijak itu nanti ketika memutuskan untuk menikah
karena aku pun, masih tertutupi oleh egoisme dan serakah
namun tetap aku jera
dan tak mau lagi sekedar bersandar
pada hal semu seperti cinta yang itu
^-^
salam hangat...
fotonya sempat bikin aku tertegun,
walau entah itu foto siapa
^-^
Ade,
BalasHapusTerima kasih komen mu, dan bila engkau ingin sebagai ade'ku ayooo...sini, kemarikan jemari lembutmu itu, ayo kita tatap isi dunia yang semu ini, akan kuajarkan atau tanyalah kepada hal yang tidak kamu tahu, tapi aku bukan kakak yang baik, he.he.he...
Tentang, langit juga dengan bahasanya
banyak ajarkan kita pada kebijakan, bila kita mau melepas 'ego' kita.
Bersandar kepada Sang Robb kita, lebih meneduhkan dari semua yang ada, dan DIA adalah selalu benar adanya walau terkadang tampak pahit karena ego dan penasaran kita, serta hikmah yang tidak kita tahu akan maksud DIA.
Cinta itu bukanlah suatu kejelekan !
yang membuat cinta menjadi berwarna warni, adalah diri kita sendiri, bukan cinta itu ya De...
keliru bila kau punya persepsi, bahwa cinta itu jahat, cinta itu menyakitkan dan sebagainya.
Cinta adalah dengan warna khususnya
Cinta adalah Karunia Allah sebagai sarana pembelajaran kita pada makhluk yang beda jenis, sifat alaminya adalah : saat dia datang kita tak bisa menolaknya, juga saat dia pergi tinggalkan kita, tak satupun kekuatan dari kita bisa menahannya untuk tidak pergi
Wiede,
Kalopun masih ada 'keserakahan & egois' dalam asa birumu, itu wajar dan sangat manusiawi, tetapi menjadi tidak wajar bila kita telah keluar dari koridor yang ada serta hanya taruh hal itu pada keinginan semu itu yang kemudian membabi buta, salahkan semua.
Ingat, semua manusia tidaklah sama, hingga ke saudarapun tidak !!!, karena ada 3 hal yang membedakan dengan diri kita yaitu : 1. tiap manusia punya angan, 2. manusia rasa dan 3 manusia punya fikiran yang berbeda.
Jadi...adalah kita harus bijak sesuai akal yang dikaruniakan Allah pada kita untuk bisa menyelaraskan dua pribadi yang berbeda.
Terus tentang foto itu, he.he.he....
siapaaaa tuuuh... ??? dia kuakui cantik, ayu, terlebih saat dalam diamnya atau kelopak matanya yang bening saat menatapku terhadap keingin tahunya.
Tanyalah kepadaku terhadap hal yang tidak kamu tahu, insya Allah aku akan sampaikan itu bila aku tahu.
Salam - Satio.
salam sobat
BalasHapusikut mendoakan juga atas pernikahan de Rahma, semoga pernikahannya membahagiakan dan menjadikan rumah tangga yang sakinah,mawadah dan warohmah.
itu tulisan surat dari sang kakak ya?
trims kunjungan dan komentarnya di Saudi Arabia
salam kenal mas Satrio.
Ya Mbak Nur,,,
BalasHapusMoga dia seperti yang kita harapkan
semoga dia baca ini saat tiba di Colorado USA nanti
Dan aku berharap dia tidak merasa sendiri pada saat yang seperti ini, karena dia sudah tidak lagi punya Ibu dan Bapak.
Makasih ya udah mo Mampir, jadi kapan tanggal pastinya ke Jogya ? moga eyang kakung bisa bersabar hati he.he..he.. rasanya kok beliau udah siapkan mainan untuk para 'jagoan' mu ya Mbak.
Salam Bapak..
BalasHapusTerima kasih sudah mampir ke rumah hijau saya, semoga pertemanan lewat blog ini membawa berkah dan manfaat..
Terima kasih juga untuk sharing doanya, semoga doa itu juga boleh buat saya ^_^
Mbak Ajeng, terlebih kepada dirimu yang sesama muslim, ya pastilah...semoga pernikahan kalian ada selalu dalam rahmat dan ridho Allah, amin, kutambahkan lagi semoga dimudahkan tiap angan dan langkah mu. amin.
BalasHapusMakasih ya atas sempatnya mampir dirimu ke blog ku
Pernikahan memang harus di dasari dgn niat kepada NYA. Btw lam kenal ya,mampir dan follow.Aku dah jd follower di blog ini
BalasHapusMakasih Mas dah mampir di 'obrolan' kita
BalasHapusya seperti itulah riilnya pernikahan itu
salam kenal juga, oke saya mo langsung ketempatmu ya
jabat erat & salam
satrio
Salam kenal buat para blogger. http://www.waw-an.co.cc
BalasHapus@ to Waw An :
BalasHapusmakasih dan mo mampir ke blog ini