Jumat, 18 Juni 2010

Ketika MAUT tiba

Sumber Foto : PBase.com

'Maut' memanglah ghoib dan rahasia Allah, kadang aku sendiri sering abaikan hal ini.


Ketika 'maut' menjemput
Saat hawa nafsu belum terpuaskan

Ketika saat perpisahaan mendekat dan perjalanan kematian itu telah tiba
Diantara tubuh yang membeku dan kian dingin
begitu pedih perasaan ini, hanya kebingungan yang ternampakkan
begitu juga penderitaan, ketakutan dan kesusahan serta tercekiknya kerongkongan karena tidak sipanya diri atas kematian.

Ketika diri hanya mampu mendengar dan tahu siapa siapa yang datang dan kemudian pergi
untuk taqziah
Waktu ini telah tiba...
Kita tak lagi bisa untuk bergerak, sementara raga telah diputuskan haknya oleh Allah yang tak lagi bisa bergerak, bahkan hanya untuk menolong 'ubah' letak tubuh dari tempat tidur, adalah terpaksa memanggil kerabat atau sahabat.
Saat yang seperti ini dapatkah para kerabat bisa hentikan kematian ??

Diri kita malah akan ditinggalkan sendiri di liang yang sempit pada sudut kubur ini, hanya 1 x 2 meter saja, kemana tempat tidur kita yang luas, kemana kenyamanan selama ini, jelas kita tidak akan siap pada perubahan yang mendasar ini, siapapun orangnya.

Dan ini akan terus berlangsung lama, entah berapa minggu, bulan, tahun atau ratusan tahun lagi atau bahkan ribuan tahun lagi kita tidak akan pernah tahu pada kondisi ini yang sempit, gelap, dingin dan sendiri.

Penyesalan demi penyesalan pastilah terjadi kesiapapun itu orangnya, hingga masanya tiba dimana 'sang malaikat peniup sangkakala' umumkan hari kebangkitan untuk segera bangkit untuk menuju hari pengadilan berdiri pucat dihadapan Sang Raja Pemilik Kehidupan.

Ketika kulit dirobek-robek seluruhnya oleh serangga (cacing atau yang lainnya), tubuh yang tegap, sexy, tampan, atau biasa dipastikan akan hancur dan membusuk. Tubuh yang segar akan berubah menjadi kurus dan layu, begitu juga dengan tulang-tulang menjadi lapuk.
Ruh pun terbebani dengan dosa dosa yang ada dan baru menyadari akan hal-hal 'ghoib'

Saat ini, amal baik tak lagi dapat kita tambah secara langsung, karena hak kita telah tercabut.
Kejahatan tak lagi dapat ditebus dengan taubat atau permohonan ampun kepada Allah
kecuali 3 perkara : amal soleh, ilmu bermanfaat dan anak soleh yang mau mendoakan kita.

Kadang begitu ingat pemahaman hal ini, tubuh dan fikiran konstan luruh dengan ketakutan yang sedemikian sangat kepada Allah, tapi kalo pas badungnya lagi 'kumat' sungguh aku sendiri heran, hati ini kadang tak perduli akan 'petunjuk tentang maut' dan parahnya lagi seolah olah itu hanya untuk orang lain dan seolah olah jalan yang paling benar ialah mengumpulkan perolehan duniawi.

Padahal kalo melihat realita yang akan datang, tidak lah seperti itu, dan kematian itu 'pasti'
Semoga tulisan ini bisa ingatkan kita semua.

Kita masih punya waktu sebelum leher dan jiwa ini terbelenggu, untuk mencari waktu, untuk berlari kejar dan cari bekal yang buaaanyakk banget, berlomba bersama orang lain, agar kubur kita terang, dan semoga diberi makanan surgawi dalam alam khubur nanti, tak merasa sendiri dan semakin merindukan hari pengadilan karena yakin bahwa janji Allah adalah benar.

Kita masih punya kesempatan hari ini sebelum kesedihan, tercekat dalam ketakutan, kita masih diberi kesempatan untuk bertaubat sebelum kita pada kondisi sempit dalam liang kubur kita.

Moga tulisan ini bawa pelajaran dan hikmah bagi kita semua.
Bagi temen-temen obrolan blogger, tulislah, biar kita yang lemah ini tambah wawasan dan lebih bisa menyikapi atas hidup yang sementara ini.



Salam - Satrio

2 komentar:

  1. kenapa de....,ya sperti itulah keberadaannya, gimana khabarmu sekarang, apa yang kamu kerjakan ?

    BalasHapus